Jumat, 20 Juli 2007

Become the chief village

Lilypie 5th Birthday Ticker

This game first attracted me when I was crazy about life simulation games. And just like the most popular The Sims, Virtual villager is about managing peoples life, only that in this game they live in a small village in the middle of an island. The animation in the game is not as life like, but more cartoonlike and cuter.
The games might be more interesting for kids because of the cute graphic, and it better teach the kids about simple life living, because unlike The Sims, we don't get any starter money in our pocket. We have to work our way through the game to survive.
We can train many kind of skills to the village people so they have a community to survive the simple life game.



Menjadi Lurah di Virtual villager


Awalnya saya mencoba game ini karena model permainannya yang mirip-mirip The Sims, satu permainan simulasi kehidupan yang pasti semua penggemar game kenal.

Perbedaan yang paling nyata antara kedua games adalah animasi dan setting backgroundnya. Bila The Sims lebih hidup animasinya dan bersetting kehidupan kota, virtual villager mempunya animasi yang lebih imut dan lucu seperti kartun anak-anak. Seperti namanya, settingnya pun di pedesaan terpencil yang (tampaknya) terletak di sebuah pulau.
Di sini berlaku sistem barter, karena penduduk desa tidak diberi modal uang seperti dalam permainan Sims. Dan masing-masing penduduk desa dapat kita latih sehingga mempunya keterampilan berbeda sesuai dengan bakat dan minatnya.
Untuk saya, game ini lumayan menarik walaupun lama-lama menjadi membosankan juga. Tapi untuk anak-anak, games ini mungkin lebih baik dibandingkan Sims untuk mengajarkan nilai kehidupan desa yang jauh dari konsumtif, dan memperkenalkan cara penduduk desa bekerja keras untuk bertahan hidup pada anak-anak .


banner

1 komentar:

Anonim mengatakan...

membaca seluruh blog, cukup bagus